Percikan air laut sesekali mengenai kaki dan wajah kami ketika lambung kapal beradu dengan ombak dan riak air laut. Angin yang bertiup dengan kecepatan sedang, ikut menemani perjalanan kami pagi itu. Gurauan para penumpang kapal yang terdiri dari beberapa orang jurnalis, blogger, penggiat pariwisata dan stakeholder pariwisata yang mendapat undangan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kepualaun Selayar, sesekali terdengar.
Ayokeselayar sangat beruntung mendapat ajakan dari Budpar Kepulauan Selayar. Ya, beruntung karena ternyata selain Taman Nasional Takabonerate, Kepulauan Selayar masih memiliki banyak destinasi yang belum tereksplorasi, bahkan mungkin belum familiar di benak para pencinta wisata bahari. Objek yang kami datangi itu adalah salah satu di antaranya.
Perjalanan diawali dari kota Benteng, Ibukota Kepulauan Selayar menuju Pelabuhan Pattumbukang yang terletak di sebelah selatan Pulau Selayar. Satu jam dari Benteng menggunakan kendaraan roda empat, kami kembali harus menaiki kapal jolloro ( sejenis kapal nelayan berkapasitas sekitar 20 orang ) menuju lokasi yang akan kami tuju, Pantai Pinang.
Di sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan Pulau Selayar dari arah timur dengan topografi alam yang sedikit berbeda dengan pantai barat. Di pantai timur, kebanyakan wilayahnya berbukit, ketinggiannya bisa mencapai 300 sampai 400 meter di atas permukaan laut. Tidak salah jika banyak ditemui pantai berdinding tebing.
Asyik menikmati perjalanan selama kurang lebih 30 menit, tak terasa kami sampai di Pantai Pinang, sebuah lokasi dengan hamparan pasir putih yang membentang hingga dua kilometer. Di belakangnya adalah daerah perbukitan dengan pepohonan berukuran sedang. Menurut sang penjaga pantai, pada kaki bukit di Pantai Pinang, masih bisa kita temukan keluarga tarsius ( monyet terkecil di dunia ), kupu-kupu, dan beberapa fauna lain.
Sebagian besar dari kami tak sabar untuk segera menceburkan diri ke dalam laut dengan gradasi hijau dan warna biru, atau sekedar bermain dipasir dengan tekstur yang sangat halus. Setelah makan siang, kamipun memilih aktivitasnya masing – masing. Sebagian besar melakukan diving, menikmati panorama bawah laut di Pantai Pinang yang tak kalah indahnya dengan pemandangan di Taman Nasional Takabonerate.
Saya dan dua orang lainnya hanya berenang disekitar pantai ( snorkeling ). Meski hanya berenang diperairan dangkal, sensasi yang ditawarkan sungguh luar biasa. Beberapa tumbuhan karang dikelilingi oleh ikan kecil berwarna-warni. Kadang – kadang kami dikagetkan oleh keberadaan ikan besar yang tiba – tiba melintas.
Pesona Bawah Laut Pantai Timur
Di kejauhan, kelompok lain tampak asyik menikmati alam bawah laut dengan aktivitas diving. Spot diving di pantai timur diantaranya Magic Wall, Bulo-Buloang, Cave Lobster dan Seafan Corner. Di pantai timur terdapat schooling ikan yang banyak, biota bentos yang unik-unik seperti bintang laut dan teripang. Seafan beraneka ukuran dan aneka Sponge juga bisa ditemui di pantai timur. Schooling ikan diantaranya dari dari species Fusilier contohnya spesies Pterocaesio tile ( Bluestreak Fusilier ), Wrases dan banyak sekali ikan dari famili Butterflyfish seperti Pyramid Butterflyfish dan Longnose Butterflyfish.
Fasilitas Lengkap di Pantai Pinang
Pantai Pinang di kelolah oleh warga negara asing dan melabeli tempat tersebut Selayar Eco Resort. Selayar Eco Resort adalah tempat ideal untuk anda yang suka berlibur ke tempat yang sedikit privat. Selayar Eco Resort menawarkan 6 bungalow, dimana untuk setiap bungalow bisa ditempati maksimal 2 orang, sangat cocok untuk anda yang ingin berbulanmadu.
Oh iya, di Pantai Pinang terdapat pula sebuah restoran dengan menu sea food yang bisa anda pesan pada pengelola. Terdapat pula menu internasional dari berbagai negara. Semua bungalow dilengkapi dengan teras besar dan kamar mandi yang bersih, mengikuti standar International.Di tempat itu, seluruh fasilitas kamar dan fasilitas pendukung lainnya menggunakan pembangkit listrik .
Menjelang sore, satu persatu dari rombongan yang merupakan undangn Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kepulauan Selayar, menghentikan aktivitasnya dan menaiki kapal jolloro yang akan mengantarkan kami pulang ke Pelabuhan Pattumbukang untuk selanjutnya menempuh perjalanan dengan roda empat ke kota Benteng. Lelah, tapi segalanya terbayar dengan kecantikan salah satu pantai di pesisir timur pulau Selayar itu. Hampir semua dari kami sepakat untuk kembali lagi suatu waktu, menikmati sepotong surga di Bumi Tanadoang, julukan Kepulauan Selayar
Info lebih lengkap : http://www.selayar-eco-resort.sitew.fr/