Pada zaman dahulu sekitar abad ke 17 pada masa pemerintah Opu Bolobo di Kerajaan Balla Bulo terdapat sebuah kampung yang bernama Siholung. Sekitar 500 m dari kampung pariangan, ibu kota Desa Harapan BottoSikuyu. Diantara penduduk kampung tersebut, terdapat seorang yang lumpuh tapi sakti, kebal dan gagah berani. Orang tersebut bersama Amma Moku. Karena kesaktian dan keberaniannya, maka tak seorang pun yang berani melawannya, dan karena itu pula ia di angkat oleh Opuh Balla Bulo menjadi pengawal pribadi (Bahasa Selayar:Palappi` Barambang). Karena kehadiran Amma Moku sebagai pengawal pribadi sehingga Opu Balla Bulo sangat disegani, ditaati dan dihormati oleh seluruh masyarakat.
Amma Muko kian hari kian terkenal ke seluruh pelosok Pulau Selayar dan daerah lain sehingga banyak orang datang berguru. Ilmu kekebalangnya di ajarkan kepada siapa saja yang berminat. Murid yang telah menerimah ilmu kekebalan di mandikan pada sebuah sumur yang di beri nama Sumur Siolung. Sumur itu berada ditengah-tengah pendakian menuju Kampung Siholung, sekitar 200 m dari Kampung Siholung. Untuk menguji berhasil tidaknya ilmu kekbalan tersebut, sang murid didudukkan pada sebuah batu untuk dimandikan dan selanjutnya didudukkan di atas mata pedang yang sangat tajang kemudian pedang itu di tarik sekuat-kuatnya. Dan jika ternyata tidak terluka, maka itu menandakan bahwa murid tersebut telah mempunyai ilmu kekebalan.
Amma Muko melaksanakan perguruannya di kampung Siholung. Disana terdapat dua buah sumur, diberi nama subur laki-laki dan sumur Perempuan di mana antara keduanya hanya 1 meter. Diberi nama sumur laki-laki dan sumur Perempuan bukan berarti bahwa sumur tersebut adalah tempat mandi laki-laki dan ataupun Perempuan melainkan dianggap sebagai suami istri. Semur tersebut sewaktu-waktu terjadi keanehan, yaitu kadang-kadang didapati air sumur tersebut mendidih. Dan dipercaya bahwa ketika airnya memancar ke atas seperti air muncur lalu kita akan melompat kedalamnya maka kita akan menjadi kebal. Sumur ini biasa di sebut juga sumur zam-zam karena menurut Riwayat bahwa suatu ketika ada seorang opu yang bernama Daeng Baine ke tanah suci.
Setelah kembali dari tanah suci, beliau membawah air zam-zam dan sebagian dari air zam-zam tersebut dimasukkan ke dalam guci ditutup rapat kemudianditanam pada sumur laki-laki. Sampai sekarang guci tersebut masih ada tetapi sudah membantu. Di dekat sumur ini juga terdapat sebuah pohon beringin besar, tinggi dan rindang daungnya. Air sumur Perempuan sudah dialirkan ke kampung Pariangang pada tahun 1974. Sungguh pun airnya sudah dialirkan namun seakan tidak berkurang atau berubah. Keadaannya tetap meskipun musim kemarau berkepanjangan.
Amma Muko mempunyai seekor ayam Jantan yang kebal, bulunya berwarna kuning muda, putih dan hitam. Ayam yang berbulu seperti ini disebut ayam koro.
Ayam milik Amma Muko inilah yang diberi gelar Korona Siholung. Korona Siholung biasa disabung di luar daerah kekuasaan Opu Balla`Bulo hingga suatu ketika Korona Siholung diadu di ibu kota Kerajaan Gowa melawan ayam dari Kerajaan Gowa. Koron Siholung ternyata kebal tidak terluka tetapi bulunya habis dicotoki/dicabuti karena lawannya sangat besar. Korona Siholung ditinggalkan oleh tuanya tiba di Siholung ternyata Korona Siholung sudah berada di kandangnya dalam kedaan utuh seperti sebelum di sabung. Inilah salah satu kesaktian Korona Siholung. Amma Muko bersama ayamnya memiliki kesaktian yang luar biasa, tidak ada yang berani melawannya sahingga diberi gelar Korona Siholung Tonasa Tamanra`bayya.
Amma Muko semasa hidupnya pernah nengadakan perlawanan terhadap orang-orang Maluku atau seram. Pada suatu ketika Kerajaan Blla`bulo pernah didatangi orang-orang Maluku (Seram) untuk memeranginya.
Pada saat itu, Opu Balla`bulo sedang bersenda gurau dengan permaisurinya, tiba-tiba datanglah seorang melaporkan kepada Opu bahwa Kerajaannya Blla`bulo didatangi musuh dari luar yang ingin menyerang. Betapa kagetdan marahnya Opu Blla`bulo ketika itu. Dengan segera, Opu Blla`bulo memerintahkan suro hulubalang untuk memanggil Amma Muko yang bergetar Korona Siholung Tonasa Tamanra`bayya bersama dengan muridnya untuk membicarakan hal itu bersama dengan anggota adat, anak pattola di kerjaan Balla`bulo mulai dari Siholung hingga Balla`bulo.
Setelah semuanya berkumpul maka Opu Balla`bulo menyapaikan kepada mereka bahwa Kerajaan terancam bahaya. Kerajaan Balla`bulo kedatangan musuh yang hendak menyerang dan menghancurkan Kerajaan.
Opu Balla`bulo memrintahkan kepada Amma Muko bersama dengan muridnya untuk mempertahankan Kerajaan dari serangan musuh dan menghalau musuh dari Kerajaan Balla`bulo. Amma Bulo dengan hati bersemangat baja memerintah perintah dan titah Opu Balla`bulo untuk dilaksanakan sebagai bukti kesetiaan kepada kebesaran Opu dengan mengucapkan Aru atau pernyataan sumpah setia di hadapan Opu Balla`bulo. Aru atau sumpah tersebut sebagai berikut:
Sombangko Opu
Kupariolo panyombaku irahangang gatta bangkenna opu attolingia
A`gau`tappanna Siholung na Balla`bulo
Na ri ampungia lino ahera, lahere bateng
Na ri pilangngeri pappauku na ri pina`na` puli-pulingku
La ku patutuki ri baji` ku painga`ki ri atorang
La ri jangjang manai`ta`bala`kama-maseku, la patolongi
ri ulunna na palisakki ri salangganna
Na ri katutui atoran ada` kabakkakanta, adele sibaji-baji`na adele na surang katojengang
Rie` manni Opu, janganta Korona Siholung akkongkoroa ri hattu subuna
Jangang nattunrayya ri alle bungasatta, jangang ri areng Korona Siholung
Iya mintommo Opi, jangang sahung ri kabakkakanta
Aru-aruku opu riembayya kanjarakku ri barugayya
I ditte anging Opu na I kambe taha kaju, I ditte jarung opu nai kambe bannang pajjai`
I ditte bombang Opu na I kambe kaju mammanyu`
Irate bontoki opu mattoya toya bangkeng a`jo`jo` kairi
Kanangki Opu na I kambe maggakuang
Nakke mintommo opu karuppai sangnginjoku, la kubatte sambangkakku
Langi` maruntung opu na I kambe pattumpa`na, alang la
Ngepe opu na I kambe pattumpa`na,
Tide` tau kutauang tide` burs`ne kukamallakang, iyamonni
Opu jangangta korona siholung nuttunrayya rialle bungasa`na
Rompe kapina opu miring juapai, kalihara`an matanna mitto` juapai
Lanri kabakkakanna kakohasa`anna karaengta Allahu Subhana Wata`ala.
Artinya:
Sumpah setia
Izinkan hamba memohong ampun dibawah telapak kaki tuangku, raja yang bertahta dari Siholung hingga Balla`bulo serta memohong ampun dunia akhirat, lahir dan batin hamba
Hamba memohong perkenang paduka, kiranya mau mendengar dan menyimak tutur kata hamba. Wahai tuhanku raja, pengan teguhlah kebenaran dan adat kebiasaan Berikanlah kepercayaan kepada kami untuk untuk menjunjung tinggi kemulian dan kehormatan tuanku raja. Kini ayam jantang dari Siholung telah tiba, berkokok di kala subuh, siap menentang musuh di medang laga, bersumpah pantang menyerah. Sumpah setia hamba di depan singgasana tuangku raja ibarat tuanku adalah angin, maka hamba adalah dedaunan. Ibarat tuanku adalah sebatang jarum, maka hamba adalah benang jahit. Ibarat tuangku adalah riak gelombang, maka hamba adalah kepingan kayu hanyut. Jika tuanku raja ditiup angin, dahan kayu akan berguguran, Jika sebatang jarum patah, seutas benangpun akan terputus, Jika gelombang laut pasang, bongkahan kayu hanyut akan terdampar kembali, Titah baginda di atas singgasana akan hamba junjung tinggi, hamba akan menentang musuh yang menyerang negeri ini, Ibarat langit akan runtuh, hamba sebagai penyangganya ibarat bumi menjepit, hamba akan menjadi penopangnya, Tiada yang perlu di takutkan, hambalah ayam jantang dari Siholung tunas tak tergoyahnyakan, Patah sayapnya masih tetap akan menyerang, buta matanya pun masih siap menantang, berkat ALLAH SWT.
Setelah Amma Muko selesai mengucapkan sumpah setia maka Opu Balla`bulo memberikn wejangan nasehat dan petuah kepada Amma Muko supaya dapat memperlihatkan kepada musuh bahwa Kerajaan Balla`bulo adalah Kerajaan yang rakyatnya rela berkorbang demi Kerajaan.
Kemudian Opu menyerah Kerajaan kepada Amma`Muko untuk mempertahankan sampai tetesan darah terakhir.
Amma`Muko menyampaikan kepada muridnya tentang tugas yang diembannya untuk membelah kehormatan Kerajaan, mengabdi untuk mempertahankan kebesaran Kerajaan di medan laga.
Panglima dan tentara musuh datang menyerang Kerajaan, Balla`bulo. Amma Muko walaupun dalam kedaan lumpuh tidak dapat berjalan, tetapi dengan semangat membaja dapat memperlihatkan ketangguhan menantang musuh. Amma Muko diusung di medan laga dan di ikuti oleh murid-muridnya di belakang. Amma Muko dengan keberaniannya berteriak-teriak memanggil musuh menyerang. Amma Muko yang lumpuh itu melawan musuh dengan memarang, menikam dan menombak. Namun aneh dan Ajaib, setelah Amma Muko di parangi, ditikam dan di tombak dia tidak lagi lumpuh, dapat berjalan sebagai manusia normal. Pertempuran pun semakin hebat.
Dengan keberanian yang di miliki, Amma Muko berhasil membunuh panglima tentara musuh dan tentara musuh lari meninggalkan medan pertempuran dan kembali ke tanah airnya.
Setelah peperangan selesai yang di menangkan oleh Amma Muko bersama dengan muridnya, maka Amma Muko pun kembali jadi lumpuh seperti biasanya. Disinilah letak kesaktian Amma Muko. Apabila kena tikaman maka akan mampu berdiri seperti orang normal tetapi sebaliknya apabila kejadian berakhir, akan kembali lumpuh seperti biasanya.
Amma Muko semasa hidupnya sangat gemar makan Siholung, semacam Binatang laut seperti tulang. Sesaat sebelum memhembuskan nafasnya yang terakhir, dia mengamanatkan kepada keluarganya sebagai berikut :
Kalau saya meninggal dunia, kuburkan saya sebagaimana keadaan saya pada saat sayamenghembuskan nafas terakhir. Letakkan di atas kuburanku makanan yang sangat saya sukai.
Demikian Amma Muko berpesan sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir.
Amma Muko meninggal dalam keadaan duduk, olehnya itu dikuburkan dalam keadaan duduk pula sesuai dengan pesannya. Di atas kuburannya diletakkan Siholung (Binatang laut) makanan kesukaannya. Sebagai pertanda bahwa Amma Muko semasa hidupnya gemar makan Binatang laut.
Aru atau sumpah setia sering dilaksanakan pada upacara pelantikan raja-raja terdahulu. Demikian pula ketika Amma Muko diangkat menjadi pengawal pribadi raja. Sering diadakan pesta rakyat dan pada saat itu pula di adakan Angngaru yaitu mengucapkan sumpah setia di hadapan raja.
Sumber Text : Kumpulan Cerita Rakyat Selayar (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar) Tahun 2015
Sumber Foto : Sanggar Seni Tanadoang