Terkesima.
Itulah yang penulis rasakan ketika tiba pertama kali menginjakkan kaki di Taman Pelangi, Benteng sore kemarin.
Bagaimana tidak?
Koran bekas lengkap dengan gambar kampanye politisi, bungkus mie instan selera semua orang, dan kantong plastik “hadiah” dari pedagang karena mau bertransaksi dengan mereka di pasar yang sejatinya akan berakhir di tempat sampah tidak berlaku bagi dua belas orang peserta lomba busana daur ulang. Ditangan remaja usia 14-17 tahun tersebut, limbah-limbah tersebut bisa diolah sedemikian rupa sehingga menjadi pakaian yang cantik dan modis.
Kreatif kan?
Tentu saja. Namun yang lebih membuat penulis terkesima, pakaian yang mereka buat dari limbah tersebut bukan hanya pakaian biasa, melainkan pakaian dengan model yang beraneka ragam layaknya didesain oleh desainer pakaian profesional. Tentu dengan penyesuaian disana sini karena bahan yang digunakan adalah limbah.
Ada yang mendesain pakaian ‘limbahnya’ seperti model Kimono Jepang, ada yang menduplikasi pakaiaannya seperti gaun pesta, ada pula yang mencoba mereplika pakaian raja dari sampah yang mereka dapatkan. Dengan pakaian tersebut, mereka berlenggak-lenggok berjalan menyusuri catwalk yang telah disediakan oleh panitia.
Apresiasi patut diberikan kepada Kelurahan Benteng dan Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Kepulauan Selayar yang telah melaksanakan kegiatan ini sehingga kreativitas para peserta bisa disalurkan. Hadiah yang disediakan oleh panitia juga cukup besar, uang tunai sebesar Rp. 2.000.000 untuk juara satu, Rp. 1.500.000 untuk juara dua dan Rp. 1.000.000 untuk juara tiga.
Ada empat aspek yang diperhatikan oleh juri dalam menentukan juara lomba ini yaitu nilai & manfaat daur ulang, keserasian make up dengan tema busana, inovasi & kreativitas, serta penguasaan panggung & ekspresi.
Kegiatan lomba busana daur ulang yang dilaksanakan tanggal 28 Oktober 2023 juga merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Festival Takabonerate dan Dive Camp 2023.
Kalau sobat, sudah nonton kegiatan apa saja? (GN-Humas Disparbud).