Beberapa kue tradisional Kepulauan Selayar, tebu yang telah dipotong pendek, buah pisang dan daun sirih, nampak menggantung pada tali yang membentang ditengah mesjid di sebuah perkampungan di Kepulauan Selayar. Didalam mesjid sedang ramai dengan anak kecil, kaum ibu dan beberapa orang pemuka kampung yang kebanyakan memakai peci. Kemudian terdengar sekelompok laki – laki mengalunkan lagu barazanji secara bersahutan.
Lagu Barazanji selesai, seluruh isi mesjid berebut mengambil seluruh penganan dan apapun yang menggantung pada tiga bentangan tali ditengah mesjid. Suasana menjadi riuh rendah, gelak tawa dan teriakan anak kecil bersahut sahutan.
Seperti itulah suasana perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di kampung Sariahang, Kepulauan Selayar. Salah satu dusun yang dikunjungi Ayokeselayar pada perayaan maulid tahun ini. Di Kepulauan Selayar, sampai sekarang perayaan Maulid Nabi, terutama di perkampungan masih dilakukan dengan tradisi yang sudah dilakoni secara turun temurun. Tradisi Anggentung ( menggantung ) kue tradisional, tebu, pisang dan beberapa bahan pelangkap lain dengan simbol yang diwakilinya.
Perayaan Maulid Nabi di kampung-kampung di Selayar, tak lepas dari tradisi yang diwariskan oleh para leluhur mereka, terutama para pemuka agama di zaman dahulu. Barzanji adalah lagu puji-pujian berbahasa arab dan bahasa Selayar yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapula atradisi ngarrak pandang ( memotong-motong daun pandan ) yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki lajang sambil berhadap-hadapan, mereka menjadikan aktivitas itu sebagai ajang untuk bertemu dan berinteraksi dengan lawan jenis. Pada kegiatan ini perempuan memasukkan daun pandan ke dalam lubang pada sebilah bambu yang dinamakan “Balehang” kemudian pihak laki-laki mengiris daun pandan tersebut membentuk lembaran yang lebih tipis.
Aktiitas ini mengui kekompakan antara laki-laki dan perempuan sekaligus menadi simbol bahwa laki-laki dan perempuan semestinya saling melengkapi dan bekerjasama dalam berbagai hal. Beberapa diantara peserta Ngarrak Pandang menjadikan moment tersebut sebagai ajang cari jodoh.
Semua ritual dan aktivitas pada perayaan Maulid Nabi Muhammad di Kepulauan Selayar mengandung pesan serta simbol agama dan budaya. Maulid Nabi dengan segala ritualnya, oleh masyarakat Kepulauan Selayar diartikan sebagai rasa cinta kepada Nabi, rasa syukur kepada Allah, simbol cinta, kekeluargaan dan persatuan.
Perayaan Maulid di Kepulauan Selayar berlangsung Jika anda kebetulan berada di Kepulauan Selayar saat peringatan Maulid Nabi Muhammad, tidak ada salahnya mengunjungi salah satu kampung dan menyaksikan keunikan perayaan tahunan tersebut