Jika berkujung ke Pulau Selayar, tak lengkap rasanya bila anda tak membawa pulang oleh-oleh berupa kripik emping melinjo. Oleh-oleh yang satu ini bisa anda peroleh dibanyak tempat. Di pasar tradisional, di pelabuhan, di toko-toko atau langsung ke rumah penduduk yang sehari-harinya membuat oleh-oleh khas Pulau Selayar tersebut.
Meski banyak ditemui ditempat lain, kripik emping Pulau Selayar, oleh banyak kalangan dinilai memiliki kekhasannya sendiri. Hal tersebut dimungkinkan karena proses pembuatannya yang menurut sumber kami, lebih banyak dilakukan dengan cara tradisional sehingga menghasilkan cita rasa yang alami.
Secara umum, proses pembuatan Keripik Emping yang berbahan dasar kulit buah melinjo ini memang memakan waktu yang cukup lama, yakni dari dua hingga 3 hari.
Buah melinjo yang dipetik dari pohonnya, direndam sekitar 2-3 hari sampai kulit luarnya lembek dan terkelupas. Kemudian biji melinjo yang sudah terpisah dari kulitnya itu, dijemur sekitar 1 hari lalu kemudian di sangrai.
Biji melinjo yang telah digoreng inilah yang kemudian ditumbuk sampai berbentuk pipih lalu di jemur kembali hingga mencapai tingkat kekeringan yang ideal. Biasanya oleh penduduk Pulau Selayar, kripik mentah, ditempatkan dalam sebuah wadah yang terbuat dari anyaman bambu sehingga mudah dibawa tanpa takut kripiknya hancur.
Ada pula pengrajin rumahan di Selayar yang mengolah keripik melinjo menjadi penganan dengan menggorengnya lalu dikemas dalam plastik. Biasanya kripik yang telah digoreng, dilumuri dengan gula merah cair sehingga menambah cita rasa manis pada kripik.
Meski demikian, lebih banyak yang membawa oleh-oleh khas tersebut dalam kondisi masih mentah sehingga dapat diolah kembali sesuai resep dan cara pengolahan yang diinginkan. Harganya berkisar antara 7 hingga 10 ribu per kilo plus wadah yang biasanya berharga 5 ribuan rupiah.