Kamis (04/08/2022), Rombongan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Selayar melakukan kunjungan ke Pulau Bahuluang, Desa Khusus Bahuluang, Kecamatan Bontosikuyu. Kunjungan ini terkait survei lokasi pelaksanaan event Festival Takabonerate yang rencananya akan diadakan pada bulan Oktober 2022 nanti. Survei tersebut akan berfokus pada pendataan homestay masyarakat lokal dan identifikasi atraksi wisata yang bisa disuguhkan kepada wisatawan.
Sebelum melakukan pendataan ke rumah penduduk, terlebih dahulu Drs. Hizbullah Kamaruddin selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan melakukan pertemuan dengan para perangkat Desa Khusus Bahuluang, Badan Permusyawaratan Desa Khusus Bahuluang, Kelompok Sadar Wisata Bahuluang serta masyarakat lokal. Beliau menyampaikan beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh Bahuluang yang terpilih sebagai lokus pelaksanaan rangkaian acara Festival Takabonerate 2022.
“Maksud kedatangan kami kesini adalah survei lokasi sekaligus menanyakan langsung baik itu kepada Pokdarwis, pak Sekdes, BPD dan tentunya tokoh masyarakat kira-kira apa yang akan kita tampilkan nanti pada saat kita kedatangan tamu. Jadi pelaksanaan yang kebetulan berlokasi di Desa Khusus Bahuluang ini adalah salah satu pilihan kita dan ini merupakan rangkaian kegiatan Festival Takabonerate. Kegiatan yang kita laksanakan ini, ada yang tour untuk keliling pulau dan ada beberapa destinasi, juga ada yang akan kita tampilkan untuk mengisi waktu dari tamu kita dan insya Allah kita jadwalkan nanti. Pelaksanaan event Festival Takabonerate itu sendiri dimulai tanggal 23- 28 Oktober 2022.” Ujar beliau.
Sebagai informasi, Pulau Bahuluang merupakan merupakan salah satu destinasi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Selayar yang menarik untuk dikunjungi, seperti Liang Lipang, Makam Karang dan spot mancing, snorkeling hingga diving. Keindahan alam dan panorama bawah lautnya sangat menakjubkan. Hal senada juga diutarakan oleh Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Disparbud Sri Nurnaningsih Y, S.S, M.M,.
“Bahuluang memiliki potensi pariwisata yang luar biasa dan komplit, mulai dari wisata alam, bahari dan budaya, dan terlebih lagi masyarakat yang welcome dan sudah menerapkan Sapta Pesona di lingkungannya”. Katanya.
Tak hanya itu Bahuluang memiliki kearifan lokal masyarakat yang masih terjaga hingga saat ini dan dapat dikemas menjadi atraksi yang menarik bagi wisatawan.
“Kelebihan lain yang dimiliki Bahuluang adalah kehidupan masyarakat sehari-hari yang bisa dijadikan kemasan yang menarik, contohnya mengambil air minum di sumur dengan menggunakan gerobak, membuat ‘Buhu’ (bubu) dan jala yang merupakan alat tangkap ikan, Attannang Buhu (mencari ikan menggunakan bubu), membuat Kaloi (asam mangga), membuat tepung Kakkala (tepung ubi) yg bisa dibuat menjadi penganan kue, membuat minyak kelapa secara tradisional, “Mauru’ ata’ ” (membuat atap rumbia), keahlian mengolah tali limbah laut, membuat Juku’ Pila’ (Ikan Kering), menganyam bubu dan atraksi seni A’raga, Amanca Pa’dang dan Kontao, remaja dan ibu-ibu juga memiliki tarian khusus Ma’lulo dan Tari Pajoge”, sambungnya.
Terkait dengan kesiapan homestay di Bahuluang, menurut pengamatan beliau telah cukup memadai untuk wisatawan/ peserta Festival Takabonerate 2022.
“Walaupun rumah masyarakat itu sederhana, namun punya ketersedian kamar tidur dan kamar mandi. Toilet cukup bersih juga, jadi tidak masalah untuk tamu/ wisatawan yang berkunjung. Tutup beliau.
Dalam pengembangan suatu destinasi wisata khususnya perhelatan event wisata, tidak hanya menonjolkan potensi daya tarik wisata namun juga diperlukan sinergi antara pemerintah daerah dengan pemerintah desa dan masyarakat lokal terkait persembahan atraksi dan ketersediaan fasilitas wisata yang memadai bagi wisatawan. (NFS_HumasDisparbud)