Kepulauan Selayar – Setelah resmi dilaunching pada 13 Juli lalu, Gerakan Wisata Bersih (GWB) mulai digalakkan di Kabupaten Kepulauan Selayar. Langkah awal gerakan ini ditandai dengan sosialisasi dan brainstorming yang dimulai di Kecamatan Bontoharu pada Rabu (27/08/2025) di Aula Kantor Kecamatan Bontoharu.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Selayar. Mewakili Kepala Dinas, Kepala Bidang Destinasi Pariwisata, Akhmad Ansar, S.T., M.M membuka kegiatan dengan briefing, sekaligus menekankan pentingnya kegiatan ini.
“Gerakan Wisata Bersih adalah wujud nyata komitmen kita bersama untuk menjaga keberlanjutan destinasi wisata. Dengan melibatkan Pemerintah Desa, Tim Penggerak PKK Kepulauan Selayar, Pokdarwis, Karang Taruna, dan seluruh elemen masyarakat, kita ingin menumbuhkan budaya wisata bersih, demi bumi lestari,” jelasnya.
Gerakan ini menjadi bagian dari program Selayar Tangkasa’ yang digagas Bupati terpilih, sekaligus sejalan dengan inisiasi Kementerian Pariwisata. Sebelumnya masyarakat juga telah terbiasa dengan aksi Jumpa Berlian (Jumat Pagi Bersih Lingkungan), dan kini ditambah dengan Gerakan Wisata Bersih.
Apresiasi kegiatan juga datang dari Camat Bontoharu, Andi Batara Gau, SE., yang turut hadir. Ia menilai pelaksanaan Gerakan Wisata Bersih di wilayahnya sangat penting, karena akan mendorong adanya program-program kebersihan di desa, serta mengintegrasikannya dengan kerja PKK.
Dalam kegiatan ini hadir tiga pemateri utama, yakni Almiati Suardi, S.Pd., M.Si. (Ketua IV Bidang Kesehatan Keluarga & Lingkungan PKK Kabupaten Kepulauan Selayar), Ahmad Riyadi (Ketua Komunitas Selayar Bebas Sampah Plastik/SBSP), dan Nur Ahmad, S.ST. (Penanggungjawab TPS 3R, Dinas Lingkungan Hidup). Para pemateri tersebut memberikan perspektif yang saling melengkapi tentang pentingnya menggalakan Gerakan Wisata Bersih, dengan memberikan pemahaman dampak, hingga pengelolaan sampah.
Dalam paparannya Almiati Suardi, S.Pd., M.Si. menekankan bahwa PKK memiliki peran penting dalam mendukung gerakan ini.
“PKK langsung bersentuhan dengan rumah tangga dan masyarakat. Dengan keterlibatan PKK, kita bisa menanamkan kebiasaan pola hidup bersih dan sehat sejak dari keluarga, mendorong inovasi lokal seperti bank sampah dan kerajinan daur ulang, hingga membangun kesadaran bersama bahwa kebersihan adalah bagian dari perencanaan hidup sehat,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa PKK siap bersinergi dengan pemerintah desa, Pokdarwis, dan karang taruna untuk mendukung gerakan ini agar benar-benar terasa manfaatnya di masyarakat.
Sementara itu, Ahmad Riyadi menyoroti kompleksitas persoalan sampah plastik. Menurutnya, bersih-bersih saja belum cukup sebagai solusi jangka panjang. Menurutnya, konsep 3R, yakni Reduce (kurangi), Reuse (gunakan kembali), dan Recycle (daur ulang) sangat penting, namun pendekatan reduce menjadi yang paling efektif dalam mencegah timbunan sampah.
“Daur ulang sering dianggap solusi, padahal tidak semua sampah plastik bisa didaur ulang. Kuncinya adalah reduce (kurangi). Biasakan membawa tumbler, wadah makan, dan kurangi plastik sekali pakai. Gerakan ini akan lebih efektif, bila diiringi edukasi,” tegasnya.
Pandangan ini diperkuat oleh Nur Ahmad, S.ST. yang menekankan pentingnya pengelolaan sampah sejak dari hulu. Ia mengajak masyarakat untuk mulai memilah sampah organik dan anorganik dari rumah tangga, sekaligus mendorong setiap desa memiliki zona pengolahan sampah.
Melalui sosialisasi dan brainstorming ini, terbentuk komitmen awal untuk menggerakkan Tim Aksi Gerakan Wisata Bersih (TAK GENTAR). Aksi pertama GWB dimulai di Kecamatan Bontoharu, dan akan terus berlanjut ke desa-desa lain di kecamatan daratan, hingga kecamatan kepulauan di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dengan kolaborasi pemerintah, PKK, komunitas, dan masyarakat, diharapkan Gerakan Wisata Bersih tidak hanya menjadi kegiatan sesaat, melainkan gerakan berkelanjutan untuk menjadikan Selayar sebagai destinasi wisata yang indah, bersih, dan lestari. (Dian-HumasDisparbud)