Jas Merah. Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Kalian pasti pernah mendengar istilah tersebut. Ungkapan yang dipopulerkan oleh Ir. Soekarno tersebut mengajak kita untuk belajar sejarah dan mengambil pelajaran dari kejadian yang sudah terjadi. Belajar sejarah bisa melalui berbagai cara, tidak melulu dengan membaca buku sejarah. Belajar sejarah bisa juga melalui media lain atau dengan berkunjung ke tempat-tempat yang menyimpan sejarah, museum salah satunya.
Bicara tentang museum, saat ini mungkin saat yang tepat bagi kalian untuk berkunjung ke Museum Nekara Selayar. Mulai tanggal 21 sampai tanggal 24 November 2022, diselenggarakan Pameran Temporer di Museum Nekara, Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar.
Pameran ini dibuka pada hari Senin tanggal 21 November bersamaan dengan pembukaan berbagai lomba yang juga diselenggarakan oleh pihak UPTD Museum Nekara.
Tentu saja banyak hal menarik yang bisa kita temui dalam pameran tersebut.
Pertama, kita disuguhi dengan cerita dan sejarah singkat mengenai Museum Nekara. Disitu juga terdapat deskripsi singkat dari koleksi yang dimiliki oleh Museum Nekara mulai dari koleksi prasejarah, koleksi keramik, etnografi, sampai teknologi tradisional masyarakat Selayar.
Disebelahnya, ada juga daftar Opu-Opu atau Raja-Raja dari kerajaan yang pernah berdiri di Selayar. Di dalam daftar tersebut, tertulis lengkap nama raja dan juga tahun pemerintahannya.
“Suka tidak suka, Negeri Belanda merupakan bagian dari perjalanan sejarah bangsa kita.” ~
Pameran ini seolah menjadi bukti, bagaimana Negeri Belanda turut ikut mengukir cerita entah itu baik atau buruk selama mereka menduduki Indonesia. Sebanyak 87 orang Belanda tercatat pernah memerintah Selayar pada masa pendudukan VOC dan masa pendudukan Hindia Belanda sebelum mereka pergi dari Indonesia karena kedatangan Jepang ke Indonesia. Informasi tersebut, semua bisa kalian lihat pada pameran ini.
Setelah kalian selesai melihat daftar para pemimpin Selayar dari masa pendudukan Belanda, masa pendudukan Jepang sampai masa sekarang, kalian bisa melanjutkan dengan melihat koleksi keramik yang telah disiapkan. Keramik ini merupakan temuan bawah air di situs Sangkulu-Kulu, Kecamatan Bontosikuyu yang diangkat pada tahun 2009 dan dikonservasi pada tahun 2010 s.d tahun 2012.
Setelah selesai mengamati koleksi keramik, peta Selayar di masa lampau sudah menanti untuk bisa kalian lihat agar menambah wawasan kalian mengenai Selayar di masa lampau. Peta yang berjenis peta kontur ini cukup detail dalam mendeskripsikan kondisi Selayar pada tahun 1900-an. Peta ini menggunakan skala 1:50.000 dan karena ukurannya yang cukup besar, pihak museum mencetaknya dengan membagi peta tersebut menjadi lima bagian. Peta ini juga menggunakan bahasa Belanda.
“Sejarah adalah siapa kita dan mengapa kita seperti ini.” ~
Sisi berikutnya adalah hal paling menarik dari pameran ini yang bisa kalian nikmati. Di bagian ini kalian bisa tahu kisah tentang leluhur masyarakat Selayar. Ada 40 lukisan yang terpajang membentuk sebuah lorong dan menceritakan tentang asal mula kerajaan Suku Selayar. Setiap lukisan memiliki nomor dan memberikan cerita gambaran asal usul Kerajaan Selayar. Untuk menikmati cerita ini, kalian harus masuk dari sisi yang tepat. Setelah itu, nikmatilah cerita sejarah yang disajikan dari lukisan-lukisan tersebut.
Setiap lukisan memiliki nomor urut untuk menandakan urutan kejadian yang dikisahkan. Jangan lupa untuk membaca deskripsi singkat yang tertulis di sudut bawah lukisan sambil membayangkan kejadian tersebut dengan melihat lukisannya. Empat puluh lukisan tersebut merupakan bagian koleksi Museum Nekara yang tidak dipajang di dalam bagian dalam Museum karena keterbatasan tempat. Oleh karena itu, pameran seperti ini adalah momen langka bagi kita untuk menikmati koleksi tersebut.
Jika kalian masih belum puas belajar sejarah setelah mengelilingi setiap sudut pameran, masuklah ke dalam bangunan Museum Nekara. Masih ada koleksi lain yang bisa kalian nikmati di dalam bangunan Museum tersebut. (GN-Humas Disparbud)