Kepulauan Selayar didorong untuk ambil bagian dalam pengembangan Wisata Halal yang terus digaungkan oleh Kementrian Pariwisata Republik Indonesia. Usulan itu salah satunya dilontarkan oleh Sekjen Persatuan Masyarakat Selayar ( Permas ) Jakarta, Daeng Marowa, “trend kunjungan wisata harus menjadi dasar dalam promosi dan pengembangan pasar wisata,” ujar Marowa yang juga CEO Prime Strategy Indonesia.
Pertumbuhan jumlah wisatawan muslim yang berkunjung ke Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik dan Asdep Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan menyebutkan, jumlah wisatawan asal Bahrain meningkat 46,86 % Mesir 42,86 %, mengalahkan pertumbuhan jumlah wisman dari Tiongkok yang bertumbuh hingga 28,08 %. Data tersebut juga menyebutkan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia hingga September 2016 adalah 8,36 juta atau tumbuh sekitar 8,5 %.
Pertumbuhan wisatawan muslim menurut beberapa kalangan disebabkan gencarnya kampanye wisata halal yang dilakukan oleh Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Belum lagi keberhasilan Indonesia menyabet pengargaan berskala internasional dalam World Halal Travel Awards 2015, yakni World’s Best Halal Honeymoon Destination dan World’s Best Halal Tourism Destination.
Kelayakan Kepulauan Selayar mengembangkan wisata halal didasarkan pada karakter daerah, dimana sebagain lokasi wisatanya masih belum terjamah atau masih dalam tahap pengembangan. “Wisata Halal adalah strategi Marketing yang cocok diterapkan pada daerah yang baru mengembangkan wisatanya,” ungkap Pengamat Pariwisata Iwan J. Syahbani dari PT. Bone Malea Beach Resort yang saat ini berinvestasi pada pembangunan hotel bintang tiga dan resort di Pantai Bone Malea, Kepulauan Selayar.
Adapun syarat utama wisata halal adalah terpenuhinya kebutuhan wisatawan muslim seperti tempat ibadah, air mengalir untuk tempat bersuci, fasilitas pendukung seperti kolam renang yang memisahkan perempuan dan laki-laki serta ketersediaan makanan halal. Namun, meski telah memenuhi itu semua, perlu ditambahkan jaminan berupa sertifikasi kehalalan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini untuk menjadi jaminan bahwa kehalalan sudah masuk ke dalam sertifikasi tersebut.
Kepulauan Selayar sendiri oleh Pemerintah Provinsi Sulsel telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi utama selain Tana Toraja. Taman Nasional Takabonerate sebagai ikon wisata di Kepulauan Selayar juga telah ditetapkan sebagai salah satu Cagar Biosfer Dunia pada tahun 2015. “Kedua momentum itu seharusnya menjadi pijakan pemerintah Kepulauan Selayar ambil bagian dalam hal pengembangan wisata halal,” lanjut Marowa.
Sementara itu Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kepulauan Selayar, Kadhafi, mengaku tengah mempertimbangkan wacana pengembangan wisata halal. “ide ini sesuati yang positif, hanya saja butuh waktu untuk diterjemahkan dalam bentuk kebijakan,” ucap Kadhafi di Selayar, Jum’at ( 11/11/2016 ). “Pembangunan hotel bintang tiga, resort dan bertambahnya jadwal penerbangan ke Kepulauan Selayar menjadi 7 kali dalam seminggu ( setiap hari ), menjadi faktor pendukung tumbuh kembang sektor pariwisata di Bumi Tanadoang ( julukan Kepulauan Selayar”, ungkap Kadhafi.